Tuesday, June 25, 2013

Wait For You ~ 1 - Fiksi Bersambung

 Hai!!!! Orang gaje balik lagi! Wkwk apa kabar? Oke, oke. Ada yang kangen saya? #halah kayaknya kagak ada -_-
Oh ya. Pada penasaran gak apa yang saya bawa kali ini? *sunyi* Ya sudahlah saya pergi. Hahaha, bercanda. Oke saya memang sudah agak stres.
Aku... maksudku yang kubawa kali ini adalah sekuel dari flash fict gaje This... . Seperti judul flash fic itu, yang ngarang juga bingung. This.... What is this...?!
Sudah. Abaikan aku yang mulai ngelantur. Sendiri gue juga bingung, tapi suka-suka gue kan?
Oke, malah cuap cuap. Nanti saya lanjutin ya dibawah #plak haha sekarang kita lihat dulu fict bersambung pertama di blog ini. (Read: aku sudah sering membuat cerbung [http://rumahcerbung.wordpress.com/])
"Aku akan menantimu. Selalu..."
Mataku mengarah ke sebuah foto. Foto kenangan itu. Kuusap, kuusap lembut foto itu. Fotoku dengan sahabat tersayangku, ah tidak, sahabat tercintaku.
Benar, aku mencintai sahabatku.
Klise banget ya. Heh. Memang. Sahabat jadi cinta, kisah klasik yang sering banget terjadi.
Ya, dia sahabatku. Alan, Alexander Vallano. Dia sering menyebut namanya: Allano Vaxander. Nama bekennya, katanya. Aku tertawa kecil kala itu. Sekarang... Aku merindukannya.
Dia sudah pergi, dia pergi. Bukan pergi ke tempat dimana dia tak akan kembali, tapi dia pergi dari jangkauanku. Aku... Aku benar-benar merindukannya.
Kenapa? Merasa aku terlalu munafik? Ya, memang. Aku juga merasa, aku terlalu munafik, kau tahu? Seharusnya aku jujr saja, aku mencintainya. Berpura-pura dibelakangnya, berpura-pura menjadi sahabatnya yang baik, padahal aku mencintainya. I'm a hypocrite, really.
Aku... Ah.
Sekarang dia tak ada di jangkauan mataku, aku merasa kesepian. Tentu, aku masih punya Tuhan Sang Sahabat Maha Setia, tapi... Itu. Aku tetap merasa ada yang kurang.
Aku berdoa setiap hari, memohon keberanian untuk menyatakan perasaanku. Tunggu, tunggu. Jangan kira aku orang yang rajin beribadah. Aku sama munafiknya dengan manusia lainnya. Aku berdoa hanya saat sulit. Jarang bersyukur saat mendapat hadiah dari Tuhan. Aku mengakui, aku munafik kuadrat. Aku munafik!
Hidupku mungkin tak terlepas dari satu kata itu. Munafik, berpura-pura. Aku menjadi sahabat Alan karena aku mencintainya. Apa aku tulus? Sebenarnya ya. Tapi pada akhirnya, tatkala aku menyukainya, aku kembali, kembali munafik.
Aku menyadarinya, ya.
***
Aku berbaring di kasurku. Apa kau bertanya-tanya soal identitasku? Ohya. Rasanya tak pantas bercerita padamu tanpa kau mengetahui namaku.
Aku Clara, Clara Alicia. Gadis munafik yang kesepian, kau tahu kan?
Aku- ah.
Kau bertanya tentang orangtuaku? Ah, jangan tanya soal orangtuaku yang sama sekali tidak memerhatikan anak bungsunya ini.
Oh ya, aku anak bungsu yang kedua kakak kembarnya yang tersulung sangat sibuk dengan kuliah mereka. Sementara kakakku yang anak tengah, Viona Olivia, yang sebenarnya paling perhatian, sedang... Patah hati, sampai masuk rumah sakit.
Gila ya. Cinta sampai sebegitunya. Cinta apa memang bisa membuat tersiksa?
Kurasa ya. Lihat saja kakakku. Dan aku, mungkin?
"Kak Clara..."
Ah. "Ya, Amy?"
Seseorang membuka kamarku. "Makan dulu, kak."
Aku bangkit dari tidurku. "Baiklah, Am."
Gadis cilik itu mengangguk kecil. "Baiklah. Cepat ya kak. Bundaku udah nunggu."
Mataku memandang punggung gadis berusia 7 tahun itu. Gadis kecil yang baik.
Amore namanya. Bukan, dia bukan adikku. Dia adik sepupuku. Amara Vianne nama lengkapnya. Di keluarga besarku, ia sering dipanggil Amy.
Yah... Aku melangkah berat dari kamarku.
To Be Continued
Wahahaha dikit banget ya.
Oh iya, sebenarnya saya ini ingin membuat FansPage atau twitter blog ini. Sayang sekali FP dan Twitter blog saya banyak. Nanti sibuk banget dong...
Halah. udah dulu ya. Mau dilanjut? komennya dulu dong...
Haha. Bye, R-Fict!

No comments:

Post a Comment

Leave a trace if you want!