Wednesday, December 25, 2013

Best Xmas Gift [Christmas' Fict] - (Kumpulan) Fiksi Pendek

Aloha! Selamat hari Natal bagi yang merayakan. Nah untuk merayakan Natal, saya membuat sebuah-dua fiksi. Iseng saja sih. Check it out.
Note:
Tokoh-tokohnya adalah tokoh di just dream dkk. Bisa dibilang sekuel mereka masing-masing... Meskipun mereka juga saling sekuel (?)
Just a fict...And it's just for fun fict.
Best Xmas Gift

Just Dream and Forgive Me's: Comes True
Liq menatap semuanya. Gaun yang dipakainya, berkilauan. Sepatu high heelsnya selembut beludru. Ia berjalan di atas karpet, karpet tempat para model biasa memamerkan rancangan orang lain. Ini impiannya bukan? Impiannya!!!
"Halo, Angelique. Bagaimana? Saya harap kamu senang bergabung disini," ucap seseorang. Liq mengangguk, tak terlalu memerhatikannya. Ia sibuk dengan impiannya yang terwujud, nyata.
"Angelique!!!"
Liq menoleh. Tak asing baginya... Ah ya. itu Monique.
"Hai, Liq!" sapa Monique riang. "Bagaimana? Apa kau suka?"
"Tentu saja, Niq! Astaga... Menjadi model. Impianku! Huah, rasanya tak disangka ini menjadi kenyataan! Trims, Niq! Aku benar-benar heran. Semua sama persis seperti yang pernah ada di mimpiku. Kecuali akhirnya, tentu saja. Haha," tawa Liq bahagia.
"Tentu saja! Ini hadiah natalku untukmu, sister. How?"
"Thanks! This is the best gift I ever had! Sorry and thanks,"
"Hei, kenapa meminta maaf, Liq?"
"Aku tak seharusnya bersalah padamu," Liq tertunduk. "Kamu tahu kan, ak-"
"Aku tidak mau mengungkit itu, ah!"
"Baiklah, Niq," Liq menatap mata Niq. "Terimakasih. Berkatmu aku bisa masuk dunia yang sudah kuimpikan ini."
"Hei hei, ini bukan karenaku saja. Kamu memang sudah punya bakat menjadi model! Hei, coba lihat dulu. Kamu cantik dan berbakat. Orang juga bisa melihat, my sister!"
Liq tersenyum. "Tapi tetap, terimakasih. Terimakasih atas ketiga hadiah natalmu itu."
"Tiga?" Niq menaikkan sebelah alis. "Aku kan hanya merekomendasikamu sebagai model!"
Liq kembali tersenyum dan mengangguk. "Merekomendasikan aku sebagai model, itu yang pertama. Yang kedua dan yang ketiga yang paling berharga. Kamu dan maafmu."
Niq tercekat sejenak lalu menatap mata Liq. Ketulusan terpancar disana. "Ak-aku hanya melakukan yang aku bisa-"
Liq tersenyum tulus membuat kata-kata adik kembarnya terpotong, "Ini natal terindahku, Niq, terimakasih,"
-Fin!-

Move On's: Surprise!
Monique menghentakkan kakinya. Akhir-akhir ini Varello benar-benar tidak bisa mengerti dirinya! Menyebalkan!
Sibuk begitu saja. Padahal dengan mata kepalanya sendiri, Niq melihat Varello ada di tempat game bersama beberapa teman lelakinya. Itu yang dia sebut sibuk??? Sibuk? Sibuk bermain game iya, mungkin! Menyebalkan kan, jika terabaikan kekasihmu?
Sebenarnya Niq bukan tipe manja pada pacar. Tapi ini seminggu sebelum natal. Semua teman-temannya merayakan natal dengan pacar. Memberli hiasan natal bersama, menghias tumah bersama... Teman-temannya juga menceritakan keromantisan dengan pacar mereka... Yang bikin Niq iri.
Terlebih kakak kembarnya, Angelique, membawa kekasihnya ke rumah dan memamerkan kemesraan.
Iri!
Niq juga ingin diperhatikan pacar tentunya. Pacar yang menanyakan dengan lembut apa dia sudah makan, mengirimkan beberapa kata-kata manis lewat pesan singkat... Seperti pasangan-pasangan lainnya...
AHHH, Niq frustasi.
Varello yang dia kenal, kemana sih?
Varello yang hangat. yang senyumnya secerah matahari. Matahari yang melindunginya selama ini kemana?
Harus diakui Niq merindukan Varello. Memang ia jarang mengucapkan bahwa ia merindukan pria itu. Tapi egonya mulai kalah. Ya, diakuinya, ia merindukan Varello.
Pria itu kemana? Tak tahukah ia, saat-saat malam natal paling nyaman dilalui bersamanya?
***
"Hai Monique-ku sayang," sapa Varello santai, tanpa memedulikan ekspresi pacarnya yang sudah naik darah.
"Hai Varello yang hobi keluar... Kemana aja den?" sindir Niq kesal.
"Kamu marah?" Varello menoleh ke arah Niq.
"Dari tadi kemana aja..." gumam Niq kesal. "Ya iyalah! Kamu terus-terusan mengabaikanku. Menyebalkan!"
"Maaf ya," Varello mencubit pipi Niq gemas. "Biasanya kan juga gitu."
"Tapi ini kan Natal!" Niq tak tahan untuk memekik. Lihat dong, Liq sama pacarnya. Ely juga! Semua bareng sama pacarnya. Ini hampir natal dan kamu mengabaikanku terus!" Niq merengut.
Varello tersenyum. "Kamu mau diperhatiin, hmm?" godanya. Niq menunduk.
"Ah, jangan gitu dong. Ntar Ely marah kalau temennya merengut gara-gara aku. Senyum dong. Yuk."
"Kemana?" tanya Niq heran.
"Udah. Ayo," ucap Varello meyakinkan.
***
"Astaga..." Niq mengerjap kagum. "Keren banget..."
"Keren kan? Aku ngabisin waktu seminggu lho dekorasinya!"
Niq menoleh ke arah Varello. "Kamu..."
"Waktu kamu ngelihat aku main game itu, aku lagi ngilangin stres karena kebanyakan dekor sampe pusing. Hehe," tawa Varello mengacak rambutnya sendiri. "Tapi kamu suka kan pohon natal ini?"
"Sukaaa banget," ucap Niq antusias. "Ini kejutan yang keren!"
"Berarti aku ngga sia-sia dong ngabain kamu," goda Varello lagi.
Niq menunduk malu. Tapi kemudian Niq mendongak. "Aku lebih butuh kamu daripada kejutanmu, tahu,"
"Maksudmu?" Varello mengerutkan dahi.
"Kamu harusnya tahu. Trims banget untuk mendekorasi pohon natal ini, keren banget, tapi aku lebih butuh dirimu. Kamulah hadiah Natal yang terindah," Niq memeluk Varello.
Giliran wajah Varello yang memerah.
-Fin!-

No comments:

Post a Comment

Leave a trace if you want!