Thursday, August 22, 2013

Fill The Life - Fiksi Pendek

HUAIIIII!!
Jumpa lagi dengan saya di /emangacaratipi/.
Oke, oke. Tidak dengan lanjutan wait for you, tapi....
FILL THE LIFE.
hahahhahahahhahah
silahkan. ini cerpen.
Waktu itu cepat,  lho.
Tidak perlu hal yang menyenangkan, diary. Hal yang tidak disukai, bagiku juga akan terasa cepat.
Tentu ada syaratnya.
Pemahamanku, kita bisa mati kapanpun kan diary?
Kapanpun.
 ***
"Vannase!"
Aku menoleh. 
"Lo ada waktu?"
"Ada apa?"
"Lo bisa kan gantiin Annvasse main piano?"
"Emang Annvasse kenapa?"
"Dia... terpeleset dan pingsan. Kata Bu Tia, dia gak mungkin tampil di panggung."
"HAH?!!"
"Mau ya? 5 menit lagi harus tampil. Band AaA dah mau selesai!"
"Baiklah,"
***
Denting piano memenuhi seantero aula besar sekolahku. Bazar dan pensi kali ini, sebenarnya bebas, mau kemana saja. Apalagi aulanya itu sangat fleksibel, kacanya bisa dibuka dan ditutup.
Itu aku, yang memainkan piano itu aku.
Ah.
Namaku Vannasse. Dan kembaranku, Annvasse.
Nama kami memang aneh. Vanna dan Annva.
Kami biasa disebut Kembar Sse. Memang tidak biasa. Tapi jalani saja.
Permainan pianoku selesai.
***
"Trims, Vanna,"
"You're welcome," ucapku pada penanggung jawab acara pensi, Dav.
"Mmm, Vanna,"
"Yap?"
"Lo mau jadi pacar gue?"
Bisa kalian bayangkan reaksiku?
"Entahlah," jawabku santai sambil mengendikkan bahu. "Menurut lo?"
"Please..?"
"Oke," jawabku tersenyum kecil. "Boleh."
"Thanks, Vanna," Dav memelukku.
"Ya, ya. Sekarang gue mau nengok Annva."
Dav tersenyum. "Silahkan,"
***
"Hello, Ann,"
"Hei, Van. Gimana?"
"Gue gantiin lo," Kutepuk bahunya.
"Thanks, Nasse!"
"You are welcome, Vasse,"
Vasse dan Nasse, sebutan rahasia yang hanya kami yang mengetahuinya.
"Lo gak papa kan?" tanyaku cemas.
"Gak apa apa kok.Gue bae bae aja,"
"Baguslah,"
***
Aku kehilangan diaryku!
Gawat.
"Vanna!"
Dav.
"Ada apa?" tanyaku.
"Kenapa lo pikir lo hidup untuk mati?" tanyanya emosi. Aku menatapnya heran.
Dav mengancungkan diaryku. Astaga!
"Memangnya kenapa?!" Aku berusaha merebut diaryku.
"Oke, kita emang bakal mati. Tapi yang penting adalah bagaimana kita mengisi hidup!" Dav menjatuhkan diaryku dan melangkah pergi.
***
Ya. Yang penting adalagh bagaimana kita mengisi hidup.
"Hey, mikirin apa?"
Seseorang merangkulku.
Aku menoleh. "Tidak,"
Ia, Dav, mencium pipiku. "Mikirin aku, hm?"
"Aku mencubit pipinya. "Nakal,"
Dav mengacak rambutku. "Ya sudah. Mau kutraktir?"
Aku tidak mungkin menolak ini kan?
END
16:18:45
Minggu 04-08-2013

No comments:

Post a Comment

Leave a trace if you want!